Minggu, 29 Maret 2015

CERPEN: GADIS MANGGIS PART 2

Diposting oleh Unknown di 09.41


“hah minta maaf?” vero berusaha untuk membaca pesan dari arjun berulang kali. Dia tidak bisa mengerti maksud arjun, kenapa arjun harus meminta maaf? Kenapa tidak bilang kalo arjun gak suka ke vero, atau suka ke vero juga? Ah vero bingung dengan semua ini.
Vero akhirnya meminta pendapat rina untuk masalah ini
“rin, arjun bales gini, maksudnya apa?”
“mba ve yang sabar ya”
“kenapa rin?”
“arjun gak suka ke mba vero, tapi dia mencoba mengatakanya dengan halus” rina berusaha menanggapi dengan bijak.
“tapi kanapa arjun minta maaf?”
“dia minta maaf karena mungkin selama ini sikap dia ke mba vero membuat mba merasa dip hp-in” memang selama ini vero sering merasa arjun juga memiliki perasaan kepadanya, arjun selalu tahu apa yang terjadi kepadanya, selalu berusaha menghibur vero saat sedih, saat vero mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu pun arjun mensuportnya dengan penuh.
Cinta yang selama ini dirasakan oleh vero benar-benar memudar, hatiny hancur bagaikan kepingan es yang mencair karena panasnya matahari. Seseorang yang dia nggap sebagai jodohnya kini jelas tidak memiliki perasaan apapun kepadanya.
Foto arjun yang tersimpan didalam dompetnya langsung dia buang, dan semua kenangan indah tentang arjun akan segera terhapus oleh kepedihan. Hari-hari yang dia lalui benar-benar kelabu, mengawali hari dengan tangisan di pagi hari membuat matanya bengkak dan iritasi. Hal ini pertama kali disadari oleh leo.
“mba vero lagi ada masalah apa? Matanya kenapa merah begitu?”
“gak ada masalah apa-apa leo, Cuma kelilipan”
“masa kelilipan bisa awet berhari hari gitu”
Vero pun tertawa mendengar alas an kecurigaan leo.
“mba, kalo saya lagi galau saya suka pergi ke café J mba, disana pemandanganya bagus, kalau malem keliatan lampu-lapu banyak banget”
“café J? dimana itu? Boleh deh dicoba”
“kapan mba mau kesana? Saya anterin aja mba, sekalian saya juga pengen kesana capek kerja terus mba, kalo nanti malem gimana mba ?”
“oke deh”
Di tengah perjalanan
“jalanya lumayan exstream ya” vero mengawali pembicaraan.
“segini mah biasa mba, kalo ke rumah saya lebih ekstream lagi” balas leo sembari tetap focus pada jalan raya
“oh ya? Rumah kamu di perbukitan juga ya?”
“iya mba, udaranya dingin banget pas pagi dan malam hari, tapi kalo siang hari berasa sejuk”
“wah asyik dong, jadi penasaran”
“kapan-kapan main mba kesana, tempatnya gak jauh kok, paling 1 jam kalo gak macet”
“boleh deh, nanti dipikirkan lagi”
Beberapa saat kemudian
“mba, bangun. udah nyampe mba”
Vero membuka sedikit matanya dan melirik ke jendela, dia terpesona dengan pemandangan disekitar mobil leo, cahaya lampu putih yang sangat banyak bagaikan bintang yang bertaburan. Vero tidak sabar menikmati indahnya tempat itu, dia segera keluar mobil meninggalkan leo yang masih di tempat duduknya.
“ternyata kamu gak boong yah, tempatnya beneran bagus” vero menghirup nafas dalam-dalam merasakan kesejukan udara ditempat itu. Leo hanya tersenyum melihat tingkah seniornya itu.
Vero memang sangat menyukai bintang, saat malam tiba dia selalu duduk di balkon rumahnya sekedar melepas lelah sembari melihat bintang-bintang yang ada dilangit, terkadang vero menghitung jumlah bintang yang muncul di malam hari.
“leo, udah jam 10 ayo pulang” vero khawatir jika pulang terlalu malam maka leo akan kelelahan.
“padahal pemandanganya masih bagus loh mba, langitnya juga cerah”
“nanti kan bisa kesini lagi”
“momen indah gak akan terulang dua kali, walaupun kita mengunjungi tempat yang sama belum tentu perasaan kita juga sama”
Dalam hati vero membenarkan apa yang dikatakan leo. Dan leo akhirnya beranjak dari tempat duduknya menuju mobil tanda dia setuju untuk pulang.
Sampai dirumah
“thanks leo buat hari ini, gue ngerasa lega, beban dalam hati gue berkurang”
“sma-sama mba, saya juga merasa fres kembali setelah bekerja seharian”
Leo membuka pintu mobil untuk vero, dan mereka akhirnya berpisah untuk menutup hari mereka masing-masing.
Malam itu merupakan awal kebersamaan mereka terjalin. Semakin hari mereka semakin akrab saja, namun mereka mulai menyadari bahwa kebersamaan mereka lalui terlalu sering sehingga muncullah perasaan yang lebih dalam lagi.
“mba vero merasa nyaman gak deket sama leo?”
“nyaman lah, elu orangnya seru banget leo”
“mba, kalo dipikir lagi kayaknya perasaan kita semakin hari semakin dalam deh, kalo kita Cuma merasa sebagai sahabat mungkin kita gak akan sedekat ini”
“elu mau ngomong kalo lu suka ke gue?”
“mungkin mba vero lebih tau”
“leo, lu ngomong apa si? Walaupun faktanya lu suka sama gue dan gue suka sama elu. Kita gak mungkin bisa bersama. Beda umur kita terlalu jauh. Elu masih 20 tahun, gw udah 25 tahun”
“yang terpenting dalam cinta bukanlah perbedaan umur mba, tapi perbedaan kelamin”
“hahahaha. Tapi gw yakin, cowok yang seumuran elu belum bisa berkomitmen, sedangkan gw udah saatnya berkomitmen, menjalin rumah tangga”
Leo hanya bisa diam memikirkan sesuatu
“jujur gue juga suka ke el oleo, tapi logika gue bilang kalo itu gak boleh.kita cukup temenan aja kaya kemaren. Okay”
Leo hanya terdiam. Vero mengerti kalao leo mungkin kecewa dengan perkataan vero. Selama ini vero tidak pernah mencintai pria yang lebih muda dari umurnya, wlaupun lebih muda satu bulan ataupun satu minggu, vero lebih suka dimengerti, jika dia menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda maka vero harus lebih banyak mengerti daripada dimengerti.
Leo masih memiliki perjalanan yang panjang, jika memang dia menyanggupi untuk berkomitmen dengan vero, maka akan banyak terjadi keributan diantara mereka karena secara psikologi, leo masih ingin berpetualang mengenal beberapa karakter gadis yang berbeda.
Leo sedikit demi sedikit menjaga jarak dengan vero, sikap leo tidak membuat vero sedih atau frustasi karena vero menyadari hal ini pasti akan terjadi. berkat leo, vero sudah melupakan arjun, tapi hati vero tidak bisa berlabuh di hati leo, karena lagika vero menang. Akhirnya sekarang hati vero kosong tak berpenghuni.
 Kepercayaan vero terhadap ramalan 2015 nya masih kuat. Dia yakin akan bertemu jodohnya ditahun ini. Tapi kapan waktunya, dia tak pernah tahu.

Maret
“Ring ring ring” terdengar suara dering handphone android berwarna putih. Rina segera mengangkatnya setelah melihat nama “mba ve” muncul dilayarnya.
“rina hari ini mba ve pulangnya malem ya, mau rapat. Nanti kamu beli makan diluar aja ya”
 Suara perempuan diseberang sana.
“iya mba ve, bentar lagi juga rina pulang”
“hati-hati dijalan rin” Vero mengakhiri panggilan teleponya
Pagi hari tadi baru diumumkan bahwa setelah selesai jam kerja akan diadakan rapat dengan pemimpin perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan tempat vero bekerja.
“selamat malam semuanya, saya perkenalkan ini pak heri pemimpin perusahaan tambang mulia yang akan bekerja sama dengan perusahaan kita”

Vero terkejut, saat melihat pemimpin perusahaan itu. . . .
-BERSAMBUNG PART 3-

0 komentar:

Posting Komentar

 

CORATCORETCERIA Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos